Javascript required
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Wow Mktg & the Miami Childrens Museum Join Forces to Kick-off the 2019 Be a Kid Again Gala

wow_marketingBuku ini ditulis oleh 2 penulis yaitu Hermawan Kartajaya yang merupakan Pendiri dan CEO MarkPlus, Inc. dan Iwan Setiawan yang merupakan Chief Knowledge Part MarkPlus, Inc., Principal Executive MarkPlus Consulting. Kata WOW dalam judul diambil dari arti kata tersebut yang merupakan bentuk dari kepuasan dan kesenangan constumer yang luar biasa. WOW Marketing= Creativity + Productivity. Hal ini bisa sangat berpengaruh dalam dunia marketing. Ketika constumer telah dilayani dengan baik oleh make anda dan merasa sangat puas sehingga merasakan makna dari kata "WOW" tersebut constumer akan dengan sukarela untuk mem-promosikan make anda secara sukarela dan free.

Buku ini menjelaskan tentang marketing yang bisa dilihat dari berbagai aspek dan sudut pandang. Apa yang sedang marak di pasaran dan bagaimana kiat-kiat marketing para perusahaan besar multinasional. Buku ini juga menampilkan kiat-kiat dalam marketing yang bisa diterapkan pada brand Anda.

Ketika brand Anda banyak menghadapi masalah, contoh sepertinya perusahaan sudah mati-matian meningkatkan popularitas tapi penjualan tidak naik, tidak tepat dalam menyasar konsumen karena salah memilih konsumen yang tepat, mempunyai sosial media tapi tidak tahu bagaimana harus mengelolanya. Efektifitas dan efisiensi upkeep marketing selalu menjadi tanda tanya dan tidak mendapatkan hasil serta sulit dalam menebak konsumen maunya bagaimana walau brand anda mempunyai banyak informasi. Hal-hal tersebut akan sering anda hadapi jika brand anda tidak WOW!

Membaca buku ini, anda akan disuguhi pemikiran yang ditulis oleh Hermawan Kartajaya sedemikian rupa, mulai dari bagaimana memanfaatkan sosial media sebagai alat marketing, bagaimana bisa berpikir sebagai Visitor thinks vs. Constumer Thinks dan dapat mengambil kesimpulan dari dua sisi yang berbeda.

Dibuka dari pembahasan tentang Living in a Connected World, pasti anda pernah mendengar pribahasa "Makan gak makan asal kumpul" hal tersebut ikut mendorong kebiasaan baru yaitu "kumpul" dan mendorong kebiasaan baru masyarakat Indonessia yaitu connect. Artinya, anda tetap terhubung dan ingin selalu diketahui keadaannya. Baik dengan orang yang dikenal atau dengan publik. Anda wajib tahu, untuk tetap eksis di era New Wave ini anda wajib connect. Tapi dalam sebuah make seberapa besarkah anda terhubung dengan konsumen anda? Anda akan disuguhi bagaimana cara agar bisa terhubung dengan konsumen anda sebagai sebuah brand.

Dilanjutkan dengan bahasan mengenai The Next Step of Competitiveness yang merupakan langkah berikutnya untuk brand bisa bertahan dalam daya saing. Bagaimana dapat mengambil keputusan diantara company thinking vs constumer thinking, yang merupakan kunci untuk dapat memahami sudut pandang konsumen anda. Apakah anda pernah mendengar tentang istilah constumer is always correct? isn't information technology? atau constumer is a king. Kedua hal tersebut akan dibahas pada chapter ke 2 pada buku ini.

Perkembangan teknologi juga membantu dalam hal marketing produk brand anda. Tetapi kini konsumen tidak lagi pasif. Mereka justru dengan sukarela aktif mencari tahu segala informasi tentang apa pun, termasuk brand yang ingin mereka beli. Tren ini memunculkan konsumen baru yang dinamakan SoLoMo consumer. Dizaman yang sulit fokus, sulit sekali menjadi brand yang langsung disayang oleh konsumen karena konsumen akan lebih banyak bertanya dan mengkonfirmasi brand tersebut apa brand tersebut dapat dipercaya atau tidak.

Waktunya Beralih dari 4A menuju 5A! Apakah hal tersebut? Konsumen memiliki pola pembelian dari waktu kewaktu. Saat konektivitas tidak sehebat sekarang, pola pembeliaan konsumen hanya mengacu pada 4A yaitu Enlightened, Attitude, Human activity, Act Over again. Proses ini sangat individual. Tetapi pola pembelian konsumen pada saat ini sudah 5A yaitu Aware, Entreatment, Inquire, Act, dan Advocate. Proses ini sangat sosial karena melibatkan komunitas, terutama pada bagian ask dan abet. Dulu, konsumen memutuskan sendiri attitude pada brand. Sekarang, prosesnya menjadi setelah konsumen tertarik terhadap make mereka akan terlebih dahulu bertanya-tanya sebelum menyatakan suka atau tidak.

Proses untuk bisa menciptakan kata WOW pada brand anda bukan didapat dengan singkat dan mudah, ada beberapa cara dan proses. Paling tidak buat mereka berkata "OK" lebih baik kalau bisa berkata "AHA" setelah itu akan tiba saatnya konsumen akan berkata "WOW" pada brand anda hal tersebut adalah hal yang luar biasa. Buku ini bukan hanya menjelaskan tentang bagaimana cara make yang sudah lama dalam meningkatkan marketing make mereka. Tetapi membahas juga tentang brand baru yang akan berkembang yang dibahas pada chapter half-dozen yaitu The New Brand Loyalty Formula. Untuk dapat menimbulkan rasa loyal dari konsumen terhadap brand anda berfokus pada komunikasi pemasaran. Tapi tidak hanya itu, brand  dibangun juga dari titik-titik sentuh lainnya seperti costumer service, sales showroom, atau outlet ritel. Zaman sudah berubah. Make tidak lagi dibangun dengan fondasi iklan saja membangun brand bukan cuma mengerjakan komunikasi pemasaran. Dari kenal jadi loyal. Hal tersebut yang harus diperhatikan oleh sebuah brand.

Para pemasar saat ini punya pekerjaan yang makin sulit. Misalkan untuk iklan billboard saja, saingan anda bukan hanya billboard dari brand lain, tetapi juga orang-orang yang lalu lalang, kemacetan, restoran-restoran pinggir jalan. Oleh sebab itu The ability of Allure. Yang akan dibahas pada affiliate vii merupakan sesuatu yang penting. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa attending sangat penting bagi bisnis anda. Attention adalah gerbang lanjutan dari awareness yang nantinya akan menyebabkan A lainnya.

The Power if Curiosity, The Power of Commitment dan The Power of Affinity adalah bagian chapter 8, ix, 10 dalam buku ini yang membahas berbagai macam kekuatan dalam pemasaran yaitu rasa ingin tahu, komitmen dan afinitas. Menggunakan media sosial untuk dapat menciptakan rasa ingin tahu yang kuat seperti twitter. 140 karakter ini justru membuat penasaran dibanding sosial media yang lainnya. Anda bisa memanfaatkan hal tersebut sebagai salah satu media pemasaran.

10 chapter dalam buku ini membahas tuntas bagaimana seharusnya mencintai make sendiri. Penulis memberlakukan pembaca sebagai seseorang yang memiliki kemauan untuk membuat brand mereka lebih maju dan berkembang. "Inti dari buku WOW Marketing adalah bagaimana cara perusahaan mendapat reaksi WOW dari client. Kalau sampai client mengucap kata WOW, berarti produk anda hebat," – Hermawan Kartajaya

Ingin tahu lebih lengkap mengenai buku ini? Kunjungi Perpustakaan IPC Corporate University.
Buka setiap senin – Jumat pukul 09.00 – 16.00 WIB

Judul             :  WOW Marketing
Pengarang    :  Hermawan Kartajaya & Iwan Setiawan
Tahun            :  2014
ISBN              :  978-602-03-0471-7
No Panggil    :  TXT MG KAR w

slomanapied1960.blogspot.com

Source: http://pmli.co.id/book-review-wow-marketing